Rabu, 17 September 2014

Seni dan Budaya Bojonegoro

 BUDAYA KOTA BOJONEGORO

Masyarakat samin di Desa Tapelan,
Kecamatan Ngraho Bojonegoro

Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74, 733 hektar. Jarak sekita 4,5 kilometer dari ibukota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih denga jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari ibu kota Bojonegoro dan 259 kilometer dari ibukota Propinsi Jawa Timur(Surabaya).
Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda, bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan antara lain : sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar, nrimo, rilo dan trokal (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawedan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton. Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi obyek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.

1. Tari Tayub
Kesenian Tari Tayub Bojonegoro

Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.
Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.
Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.

2. Wayang Thengul
Wayang Thengul Bojonegoro
Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas ponorogo yang populer juga di bojonegoro. dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelanpelog/slendro seperti halnya reog ponorogo.
Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berasalkan dari kata KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo menunjukan kekuatab kanoragaanya di sela- sela pentas reog ponorogo dan wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro. Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini lebih banyak mengambil warok suromenggolo dan sekitarnya.
3. Tari Mliwis Putih
 
Tarian mliwis putih merupakan suatu karya tari garapan atau kreasi baru yang menggambarkan suatu gerak-gerik burung mliwis putih.tarian ini terangkat dari sebuah legenda kota Bojonegoro dimana burung mliwis putih adalah jelmaan Prabu Anglingdarma yang sakti mandraguna dan mengerti bahasa binatang.

Sedangkan gerak tari ini merupakan gerak bebas / lepas dari gerak anak-anak yang medium geraknya menggambarkan gerak burung mliwis putih yang sedang bermain di habitatnya.


Tari mliwis putih merupakan hasil karya cipta putra daerah Bojonegoro sendiri,yaitu bapak Agus Surya.beliau bertempat tinggal di desa Sumberarum,kec.Dander. beliau secara sengaja menciptakan tarian ini dan juga untuk melestarikan legenda Anglingdarma dari Bojonegoro. Tarian ciptaanya banyak dipentaskan desa maupun di kota, untuk perayan hari besar seperti HUT Bojonegoro,HUT kemerdekaan Indonesia, maupun tarian penyambutan. dan beliau juga mendapat banyak penghargaan dari hasil karya seni tari ciptaanya tersebut.

Tarian energik dan dinamis ini menggambarkan polah atau tingkah burung mliwis putih. Sebuah tarian kreasi yang indah gemulai dengan perubahan gerak yang dinamis dan ceria. Tarian ini cocok dipentaskan oleh remaja maupun anak-anak, karena tarian ini tergolong tari ceria.

Ide dari penciptaan tari ini adalah dari legenda Anglingdarma. konon ketika Prabu Anglingdarma yang hendak menemui istrinya ia menyamar sebagai burung mliwis putih untuk bisa masuk ke dalam istana, dan ia juga bisa mengerti bahasa binatang. legenda Anglingdarma yang sakti mandraguna ini terkenal sampai ke seluruh indonesia.
Pementasan tarian ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan. Para penari menggunakan kostum berwarna putih dan selendang sayap putih yang menggambarkan seekor burung mliwis putih.musik yang menjadi iringanya adalah musik tradisional.

sumber http://bojonegorokreatif.blogspot.com/p/seni-budaya.html 
http://conyblogbligblug.blogspot.com/2010/01/tari-mliwis-putih-tarian-ikon-kota.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar