BUDAYA KOTA BOJONEGORO
Masyarakat samin di Desa Tapelan,
Kecamatan Ngraho Bojonegoro
Dusun
Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di
kawasan hutan memiliki luas 74, 733 hektar. Jarak sekita 4,5 kilometer
dari ibukota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau
kurang lebih denga jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan
kendaraan dari ibu kota Bojonegoro dan 259 kilometer dari ibukota
Propinsi Jawa Timur(Surabaya).
Sikap
perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya
hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda,
bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama.
Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan antara lain : sikap lahir yang
berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar, nrimo, rilo dan trokal (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawedan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton.
Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk
dikembangkan menjadi obyek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya
Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama
masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan
dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk
rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui
penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.
1. Tari Tayub
1. Tari Tayub
Kesenian Tari Tayub Bojonegoro
Tayub
merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan
sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi
gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya
sarat dengan petuah dan ajaran.
Pertunjukan
tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang
banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan
yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah
terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas
masing-masing.
Biasanya
kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang
dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.
2. Wayang Thengul
Wayang
Thengul adalah kesenian wayang khas ponorogo yang populer juga di
bojonegoro. dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi
gamelanpelog/slendro seperti halnya reog ponorogo.
Walaupun
wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya
tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor
yang berasalkan dari kata KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo
menunjukan kekuatab kanoragaanya di sela- sela pentas reog ponorogo dan
wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro.
Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini lebih banyak
mengambil warok suromenggolo dan sekitarnya.
3. Tari Mliwis Putih
Tarian
mliwis putih merupakan suatu karya tari garapan atau kreasi baru yang
menggambarkan suatu gerak-gerik burung mliwis putih.tarian ini terangkat
dari sebuah legenda kota Bojonegoro dimana burung mliwis putih adalah jelmaan Prabu Anglingdarma yang sakti mandraguna dan mengerti bahasa binatang.
Sedangkan
gerak tari ini merupakan gerak bebas / lepas dari gerak anak-anak yang
medium geraknya menggambarkan gerak burung mliwis putih yang sedang
bermain di habitatnya.
Tari
mliwis putih merupakan hasil karya cipta putra daerah Bojonegoro
sendiri,yaitu bapak Agus Surya.beliau bertempat tinggal di desa
Sumberarum,kec.Dander. beliau secara sengaja menciptakan tarian ini dan
juga untuk melestarikan legenda Anglingdarma dari Bojonegoro. Tarian
ciptaanya banyak dipentaskan desa maupun di kota, untuk perayan hari besar seperti HUT Bojonegoro,HUT kemerdekaan Indonesia, maupun tarian penyambutan. dan beliau juga mendapat banyak penghargaan dari hasil karya seni tari ciptaanya tersebut.
Tarian
energik dan dinamis ini menggambarkan polah atau tingkah burung mliwis
putih. Sebuah tarian kreasi yang indah gemulai dengan perubahan gerak
yang dinamis dan ceria. Tarian ini cocok dipentaskan oleh remaja maupun
anak-anak, karena tarian ini tergolong tari ceria.
Ide
dari penciptaan tari ini adalah dari legenda Anglingdarma. konon ketika
Prabu Anglingdarma yang hendak menemui istrinya ia menyamar sebagai
burung mliwis putih untuk bisa masuk ke dalam istana, dan ia juga bisa
mengerti bahasa binatang. legenda Anglingdarma yang sakti mandraguna ini
terkenal sampai ke seluruh indonesia.
Pementasan tarian ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan. Para
penari menggunakan kostum berwarna putih dan selendang sayap putih yang
menggambarkan seekor burung mliwis putih.musik yang menjadi iringanya
adalah musik tradisional.sumber http://bojonegorokreatif.blogspot.com/p/seni-budaya.html
http://conyblogbligblug.blogspot.com/2010/01/tari-mliwis-putih-tarian-ikon-kota.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar